Jumat, 08 Januari 2016

manfaat penyusunan karya ilmiah bahasa indonesia 2

Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah
Penyusunan karya ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali, baik bagi penulis maupun bagi masyarakat pada umumnya. Sekurang-kurangnya ada beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagai berikut:
Manfaat bagi penulis :
1.  Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahasa.
2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
4.  Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
5.  Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
6.  Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
7.  Membentuk budaya akademik di pendidikan perkuliahan baik pada mahasiswa,
     dosen dan staff lainnya.

Manfaat penulisan karya ilmiah bagi mahasiswa :
·      Mahasiswa dapat mengetahui, memahami konsep dasar penulisan karya ilmiah
·      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami naskah ilmiah, jenis-jenis dan ciri-ciri serta syarat-syarat dalam penulisan karya ilmiah.
·      Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan langkah-langkah penulisan karangan ilmiah dan unsur-unsurnya.
·      Mahasiswa mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan dalam penulisan karangan ilmiah.
·      Mahasiswa mengetahui, memahami dan menguasai tentang pembuatan skripsi,
tesis, disertasi jurnal .
·      Mahasiswa mengetahui, memahami, dan menguasai cara menyajikan tabel, grafik beserta petunjuk pembuatan tabel.
·      Mahasiswa dapat memahami dan menguasai pembuatan biografi, summary dan indeks.
Menurut sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut.
1.  Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
2.  Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
4.  Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
5. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.

Jika dicermati karya ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali, baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca tau masyarakat pada umumnya. Sekurang-kurangnya ada delapan manfaat atau keuntungan yang diperoleh dari kegitan tersebut. Kedelapan keuntungan tersebut antara lain:
1.    Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita. Kita mengetahui sampai dimana tingkat pengetahuan kita tentang topik tertentu. Untuk mengembangkan topik itu terpaksa kita harus berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang terkadang tersimpan di alam bawah sadar.
2.    Melalui kegitan menulis kita mengembangkan barbagai gagasan. Kita harus berpikir ilmiah, menghubung-hubungkan dan membangkitkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan jika kita tidak menulis.
3.    Kegitan menulis memaksa kita lebih banyak menyerapa, mencari, dan mengusai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis. Dengan demikian kegitan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis maupun fakta-fakta yang berhubungan.
4.    Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian kita dapat menjelaskan permasalahan yang semula mungkin masih samar bagi kita sendiri.
5.    Melalui tulisan kita dapat meninjau dan menilai gagasan kita seendiri secara lebih objektif.
6.    Dengan menuliskan gagasan di atas kertas kita kan lebih mudah memecahkan permasalahan, yakni dengan menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkret.
7.    Tugas menulsi mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
8.    Kegitan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib (Akhadiyah, 1999:1-2).
Nursisto (2000:6) mengungkapkan 6 manfaat pembuatan karya tulis ilmiah yaitu (1) pengungkapan diri, (2) pemahaman akan sesuatu, (3) kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga diri, (4) peningkatan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling, (5) pelibatan diri dengan penuh semangat, dan (6) pemahaman dan peningkatan kemampuan menggunakan bahasa.
Sementara itu, kegiatan membuat karya tulis ilmiah juga memiliki makna  penting, di antaranya sebagai sarana (1) menemukan sesuatu, (2) melahirkan ide baru, (3) melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide, (4) melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang/sesuatu, (5) membantu menyerap dan memroses informasi, dan (6) melatih berpikir aktif, kreatif, dan kritis.
2.5. Modal Dasar Pembuatan  Karya Tulis
            Modal dasar yang terlebih dahulu harus dimiliki oleh seseorang dalam membuat  karya tulis di antaranya (1) menguasai struktur kalimat, (2) mampu menciptakan perluasan kalimat, (3) mampu menentukan pilihan kata, (4) menguasai ejaan, (5) menguasai pungtuasi/tanda baca, (6) mampu menyusun paragraf/alinea, dan (7) menguasai/memahami masalah (bidang ilmu tertentu) yang akan dibahas dan dituangkan dalam karya tulis.

2.6. Bekal Pembuatan  Karya Tulis
            Apabila ingin dapat membuat karya tulis, seseorang harus banyak membaca dan tekun berlatih. Tanpa banyak membaca, seseorang tidak akan memperoleh atau menangkap ide-ide, gagasan, atau pengeta-huan yang berkembang dan tanpa banyak berlatih (menulis, mengarang) seseorang juga tidak akan dapat mewujudkan karya tulis.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pemaparan materi diatas tentang manfaat menyusun karya ilmiah maka dapat diambil kesimpulan :
Manfaat dari penyusunan ilmiah :
1)    Melatih kita untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
2)    Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber; mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3)    Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan; seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
4)    Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
5)    Dapat memperoleh kepuasan intelektual;
6)    Turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;

DAFTAR PUSTAKA

http://jefri-fernata.blogspot.co.id/2014/03/manfaat-menyusun-karya-ilmiah.html

unsur-unsur penanda yang membangun sebuah makalah bahasa indonesia 2

UNSUR-UNSUR PENANDA YANG MEMBANGUN SEBUAH MALAKAH

Makalah merupakan salah karya tulis yang membahas tentang suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu masalah secara ilmiah. Umumnya membuat makalah merupakan tugas dari guru atau dosen sebagai persyaratan penilaian untuk menyelesaikan pelajaran atau mata kuliah, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan lapangan.
            Di dalam makalah terdapat unsur-unsur penanda yang membangun sebuah makalah, yaitu sebagai berikut:
1.      Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
2.      Ejaan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang di standarisasikan dan mempunyai makna.
3.      Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya sehingga dapat memberikan kesan/ makna/ efek sesuai dengan harapan. Dengan menggunakan diksi yang tepat, pembaca dapat lebih mudah memahami dan peluang untuk mendapatkan tujuan lebih besar.
4.      Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Jika tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.
5.      Alinea dan Pengembangannya
Alinea atau Paragraf adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat, berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Pengembangan alinea itu sendiri berkaitan dengan: (1) posisi kalimat topik, (2) fungsi alinea, (3) sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris).
6.      Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang bagus, seorang penulis harus terlebih dahulu merencanakannya dengan matang dalam hal: (1) pemilihan topik, (2) pembatasan topik, (3) pemilihan judul, (4) menentukan tujuan penulisan, (5) menentukan kerangka karangan, (6) langkah-langkah penulisan ilmiah.
7.      Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur. Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:
a.)       Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan
b.)      Mengumpulkan bahan
c.)       Menseleksi bahan
d.)      Mengembangkan kerangka karangan
8.      Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah.
Contoh: Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan tentang suatu hal (Sumardjan dan Koentjaraningrat, 1997:63).
Catatan kaki merupakan keterangan-keterangan atas teks karangan yang bersangkutan.
Contoh: William N. Dunn, Analisis Kebijakan Publik terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32
9.      Abstrak dan Daftar Pustaka
Abstrak merupakan ringkasan singkat dan jelas dari suatu karya tulis, seperti skripsi, tesis, dan disertasi yang sudah diterbitkan disertai data bibliografis yang dapat membantu pembaca dalam memahami isi dan maksud penulis serta mengarahkan pembaca untuk membaca artikel secara keseluruhan.
Daftar pustaka atau bibliografi merupakan daftar berisi judul- judul buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai  pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap

DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/9534983/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_RAGAM_BAHASA_



konsep laporan ilmiah bahasa indonesia 2

      KONSEP LAPORAN ILMIAH
Konsep Laporan Ilmiah
Konsep dari laporan ilmiah adalah berkaitan dengan penelitianfakta, dan objektif dari permasalahan yang dibahas dalam laporan ilmiah. Maka itu laporan ilmiah harus objektif, dan sesuai dengan fakta yang ada, serta disusun secara sistematis.
Penulisan laporan adalah penyampaian pengalaman peneliti dan hasil-hasilnya kepada masyarakat luas sehingga dapat berguna bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan.

 Persyaratan bagi pembuat laporan
Syarat-syarat penulisan laporan di antaranya adalah :
a)      Tepat tujuan;
b)      Sistematis;
c)      Penelitian harus meyakinkan;
d)     Kejelasan menurut kaidah ilmu.

Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1.      Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya;
2.      Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta;
3.      Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum;
4.      Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI);
5.      Tulisan disusun dengan metode tertentu;
6.      Tulisan disusun menurut sistem tertentu;
7.      Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

 Sistematika atau kerangka Laporan Ilmiah
Bagian awal, terdiri atas :
·         Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun;
·         Halaman pengesahan (jika perlu);
·         Halaman motto/semboyan (jika perlu);
·         Halaman persembahan (jika perlu);
·         Prakata;
·         Daftar isi;
·         Daftar tabel (jika ada);
·         Daftar grafik (jika ada);
·         Daftar gambar (jika ada);
·         Abstak : uraian singkat tentang isi laporan.

Bagian Isi, terdiri atas:
o   Bab I Pendahuluan berisi tentang: Latar belakang, Identitas masalah, Pembatasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan dan manfaat;
o   Bab II : Kajian Pustaka;
o   Bab III : Metode;
o   Bab IV : Pembahasan;
o   Bab V : Penutup.

Bagian Akhir, terdiri atas
§  Daftar Pustaka;
§  Daftar Lampiran;
§  Indeks : Daftar istilah.

 Langkah-langkah penulisan laporan ilmiah yang harus diperhatikan
Berikut beberapa langkah penulisan laporan ilmiah yang harus Anda perhatikan adalah :
o   Tuliskan garis besar isi (outline) secara sederhana dan sistematis;
o   Kembangkan outline tersebut dengan cara memberikan judul, subjudul, bagian, dan subbagian;
o   Tuliskan hal yang akan diuraikan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian;
o   Cantumkan pada setiap judul, subjudul, bagian, subbagian beberapa tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik yang dapat melengkapi argumentasi dari bahasan;
o   Penulisan laporan dimulai dengan mengacu pada outline yang sudah dilengkapi dengan tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik lain;
o   Pada awal menulis jangan terlalu memperhatikan gaya bahasa yang digunakan karena penulis harus langsung menuju sasaran untuk menyelesaikan draft pertama dari laporan lengkap;
o   Gaya bahasa sebaiknya diperbaiki dengan memperhatikan : (1) Konsistensi dan kesinambungan materi, (2) Menghilangkan pengulangan makna kalimat agar kalimat menjadi jelas dan tulisan menjadi ringkas, dan (3) Memperhatikan cara penulisan rujukan.

2.      PROSES PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

 Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkanfenomena-fenomena [1]. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiahsebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

Tahapan Pembuatan Karya Ilmiah
Dalam menyusun karya ilmiah ada berbagai tahapan yang diperlukan antaralain adalah sebagai berikut :
1.      Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, penulis suatu karya ilmiah harus mempersiapkan topik. Hal ini berarti penulis harus menentukan apa yang dibahas dalam tulisan. Kadang-kadang topik ditentukan oleh dosen, tetapi kadang pemilihan topik ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri secara bebas. Topik dapat dipilih misalnya mengenai persoalan kemasyarakatan,  pertanian, manajemen, sumber daya manusia, hukum, dan sebagainya. Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
Dalam tahap persiapan, dilakukan:
a.       Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
-          Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
-          Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yang ada.
-          Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
-          Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
-          Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
-          Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.

b.      Pembatasan topik atau penentuan judul
-          Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
-          Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai  penulisan karya ilimiah tersebut.
-          Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (di mana) dan how (bagaimana).
-          Pembuatan kerangka karangan (outline)
-          Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
-          Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
-          Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah.
-           
2.      Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan peristiwa, mencari informasi melalui wawancara informan, mencari informasi melalui pencatatan dokumen dalam kartu data, melakukan eksperimen di laboratorium, melakukan rekaman audio, dan catatan lapangan yang lengkap yang diperlukan dalam tahap-tahap penelitian. Pada tahap pengumpulan data hal yang di lakukan antara lain sebagai berikut :
a.       Pencarian berbagai keterangan dari bahan bacaan atau referensi tentang karya tulis yang kita buat.
b.      Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c.       Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d.      Melakukan percobaan di labolatorium atau pengujian data di lapangan.

3.      Tahap Pengorganisasian atau Pengonsepan
Setelah kita mengumpulkan berbagai data yang kita peroleh, maka tahap selanjutnya tahap pengonsepan data. Pada tahap pengonsepan ini adalah kita melakukan penyeleksian data yang kita peroleh dari berbagai refensi dan sumber media yang membantu proses dalam karya ilmiah kita dan kemudian kita mengelompokan bahan dari berbagai referensi.
Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
Pengkonsepan karya ilmiah dilakukan sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.

4.      Tahap Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penelitian harus memeriksa data yang sudah dianalisis tersebut. Hal-hal yang tidak koheren atau penjelasan yang berulang-ulang dapat diedit. Pada tahap ini bertujuan untuk Melengkapi data yang dirasa masih kurang. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan  pokok bahasan karya ilmiah.
Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan- bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian  bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata,  penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.

5.      Tahap Penyajian
Dalam tahap penyajian, peneliti siap menyusun karya ilmiah tersebut untuk dibaca orang lain. Maka, penataan segi teknis dan materi harus diperhatikan dengan cermat oleh  peneliti karya ilmiah. Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
a.       Segi kerapian dan kebersihan karya ilmiah itu.

b.      Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada halaman  pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar table, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.